Alamat

Jl. Jaksa Agung Suprapto No 76 Lamongan 62215, Tlp 0322-322834, 08885035624, 08123082211 (Hunting), Fax. 0322-314048

22 Agu 2014

Rehabilitasi Medik pada Osteoartritis Lutut

Dilihat:

Osteoartritis (OA) lutut atau istilah awamnya ‘pengapuran’ lutut merupakan jenis penyakit sendi terbanyak dijumpai di seluruh dunia dan penyebab nyeri serta kecacatan pada usia lanjut dibandingkan dengan penyakit lain. OA lutut lebih banyak pada wanita setelah usia 50 tahun
Gejala utamaOA lutut adalah nyeri setelah sendi digunakan dan hilang setelah istirahat. Terutama nyeri saat berlutut, jongkok, bangkit dari duduk, naik tangga dan mengangkat beban berat. Pada penyakit yang lebih berat nyeri dapat timbul hanya sedikit gerakan atau saat istirahat. Gejala lain adalah kekakuan pada pagi hari yang kurang dari 30 menit.
Ada bermacam faktor risiko OA, salah satunya adalah peningkatan berat badan/kegemukan terutama wanita gemuk memiliki risiko 4-5 kali untuk menderita OA lutut dibandingkan wanita kurus. Selama aktivitas sehari-hari sendi lutut mendapat beban 3-7 kali berat badan. Sendi lutut ada 3 ruang/kompartemen yaitu medial, lateral dan patelofemoral. Kompartemen medial 10 kali lebih sering dibandingkan lateral. Pada keadaan normal, kompartemen medial mendapat beban 50% lebih banyak. Kaki yang berbentuk 0 ( genu varus) atau X (genu valgus) biasanya disertai kelemahan ligamen yang berfungsi menstabilkan sendi lutut, bagian yang menerima beban berlebihan dalam beberapa tahun akan berkembang menjadi nyeri, pengerusakan jaringan tulang rawan sendi sehingga terjadi OA lutut.
Dalam mendiagnosis OA lutut diperlukan pemeriksaan fisik yaitu nyeri lutut disertai salah satu : usia > 50 tahun/kaku <30menit/ krepitasi( bunyi krek saat digerakan) serta foto rontgen terdapat osteofit/spur.
Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medik berarti mengembalikan kemampuan fungsi alat organ atau anggota tubuh yang sakit/cedera/penyakit agar dapat berfungsi lagi semaksimal mungkin sehingga seseorang dapat mandiri kembali. Dahulu tindakan rehabilitasi medik selalu dilakukan setelah pengobatan selesai sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal. Untuk mencegah adanya kecacatan sebaiknya perlu upaya rehabilitasi sedini mungkin.
Intervensi rehabilitasi medik mempunyai 3 tujuan :
  1. pencegahan
  2. restorasi
  3. pemeliharaan
Rehabilitasi medik mencakup penilaian gangguan biomekanik karena berkaitan dengan fungsi sendi serta dampak penyakit dan kecacatan terhadap kemandirian, citra diri, keluarga dan status kerja seseorang serta fungsi seksual.
Modalitas fisik memakai energi fisika seperti termoterapi (panas atau dingin), hidroterapi, elektroterapi (TENS=transcutaneous electrical nerve stimulators dan Interferensial). Terapi panas dalam adalah Ultrasound, MWD(Microwave diathermy) , SWD(Short wave diathermy), ada juga massage. Modalitas fisik dipakai untuk mengatasi nyeri, mengurangi kekakuan dan otot yang kram (spasme) serta memperkuat struktur sekitar sendi untuk menunjang sendi. Pemilihan jenis terapi disesuaikan dengan respons individu dan proses akut/kronik.
Yang terpenting adalah LATIHAN, ada berbagai latihan yang diberikan berguna untuk memperbaiki gerak sendi, memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan otot dan mengurangi spasme otot. Latihan aerobik yang dianjurkan adalah berenang, jalan kaki dan bersepeda (statik).
Ortosis atau alat bantu seperti knee brace/insole dapat mengurangi pembebanan dan memperbaiki biomekanik sendi lutut. Tongkat selain mengurangi pembebanan sendi lutut dapat juga memperbaiki keseimbangan.
Edukasi untuk proteksi sendi, konservasi energi dan psikososial serta penurunan berat badan bagi yang mempunyai kelebihan berat badan.
Rehabilitasi medik diberikan sesuai tahapan penyakit dan spesifik untuk setiap individu lengkap dan terperinci (=resep)untuk mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi dan kebugaran serta kualitas hidup.

0 comments :

Posting Komentar